Tugas Mulia Insan Pendidikan
Oleh: Dr. H. Sukarni, M.Ag.
(Catatan Ulang Tahun ke-6 FEBI UIN Antasari)
Sesuai Organisasi dan Tata Kerja (Ortaker) dalam Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor 20 Tahun 2017, tertanggal 20 Juli 2017, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari mulai lahir. Sebagai anak baru di samping empat fakultas saudara-saudara tuanya (Tarbiyah dan Keguruan, Syariah, Ushuluddin dan Humaniora, Dakwah dan Ilmu Komunikasi). FEBI diberi hadiah gedung baru, Proyek SBSN pertama untuk UIN Antasari yang diresmikan penggunaannya untuk FEBI dan Fakultas Syariah tanggal 26 Februari 2018 oleh Menteri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin. Oleh karena itu, peringatan “haulan” FEBI UIN Antasari ada dua versi, memperingati hari lahirnya, 20 Juli, dan memperingati peresmiannya dan peresmian gedungnya, 26 Februari. Ala kulli hal, soal kapan harus diperingati, tak masalah. Yang penting ada refleksi kelahirannya dengan tujuan membangun kesyukuran untuk sama-sama bertekad membangun masa depan yang lebih baik. Jumat, 24 Februari 2023 yang lalu, di bawah event organizer DEMA FEBI UIN Antasari, refleksi itu dilaksanakan.
Sebagai salah satu unit lembaga pendidikan tinggi keagamaan, FEBI menyelenggarakan tugas mulia, mendidik mahasiswa, meneliti untuk mengembangkan ilmu, dan mengabdikan ilmunya bagi kemajuan peradaban masyarakat. Itulah tiga darma perguruan tinggi. Betapa mulianya lembaga pendidikan.
Kita jadi teringat dengan doa yang senantiasa dibaca Rasulullah Saw pagi dan petang, riwayat Ibnu Majah.
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Yaa Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan pengabdian yang diterima.”
Doa Rasul ini bagaikan dasar dari tridarma tersebut, bahkan bertambah satu, yaitu rezeki yang baik sebagai anugerah duniawi bagi yang melaksanakan tri dharma.
Meminta ilmu yang bermanfaat. Ilmu bermanfaat adalah ilmu yang mendatangkan kebaikan bagi dirinya, keluarga, masyakarat dan semua makhluk Tuhan. Apakah ada ilmu yang tidak mendatangkan kebaikan. Tampaknya ada. Ilmu yang membawa pemiliknya dalam kesombongan, sehingga melihat yang lain sebagai selalu salah, ilmu yang membawa keangkuhan sehingga meremehkan orang lain, ilmu yang membawa pada upaya membodohi orang lain, dan ilmu yang tidak diamalkan/tidak membawa peningkatan kualitas diri sebagai hamba Tuhan dan duta kebaikan.
Rezeki yang baik adalah bagian kedua yang dimohonkan dalam hadits tersebut. Rezeki secara umum adalah pemberian Tuhan kepada makhluk-Nya. Ada orang yang diberi sesuatu untuk kemudahan hidup, seperti sandang, pangan, papan yang layak, keluarga yang harmonis, pengakuan masyarakat yang baik. Semuanya membawa kebaikan. Itulah rezeki yang baik. Namun ada juga orang yang diberi Tuhan segala yang dibutuhkan, tetapi membawa kesengsaraan. Itu berarti rezeki yang tidak baik. Jadi, semua ciptaan-Nya diberi rezeki oleh Allah sebagai penopang kehidupan di dunia ini. Hanya orang-orang yang beriman dan beramal kebaikan yang mendapat dimensi kebaikan dalam rezekinya.
Yang terakhir, hadits tersebut mengajari kita tentang amalan/pekerjaan/pengabdian yang makbul. Tidak semua amalan kita diterima Tuhan. Diterima artinya diridai atau disetujui. Hanya amalan yang bermanfaat yang mendapat perkenan Tuhan.
Bersyukurlah bila kita berada dalam lingkungan kerja pendidikan. Pengabdian yang akan berbuah panjang, mencetak generasi berperadaban. Selama dengan ketulusan untuk memberi kebaikan kepada masyarakat, khususnya mahasiswa, selama kita terus meningkatkan skil dan profesionalitas, rasanya apa yang diajarkan dalam doa Rasul tersebut akan dapat kita raih. Alangkah mulianya tugas sebagai insan pendidikan. Selamat haulan keenam FEBI UIN Antasari.