![](https://febi.uin-antasari.ac.id/wp-content/uploads/2024/10/080417200_1606302513-nick-morrison-FHnnjk1Yj7Y-unsplash.webp)
Coaching Menulis Jurnal (lanjutan): Kotak Pandora
Oleh: Dr. H. Sukarni, M.Ag
Kotak Pandora
Tepat pukul 19.00 waktu Yogyakarta, tanggal 27 Agustus 2024, kegiatan pelatihan yang ditunggu-tunggu dimulai. Dengan pengantar sepatah kata dari direkturnya, Dr. Hasse Jubba, MA, Founder,IA Scholar Foumdation, Prof. Dr. Irwan Abdullah memulai pembelajaran. Dengan perlahan, Prof Irwan menjelaskan bahwa menulis jurnal itu sangat mudah. Modalnya hanya empat: menulis tema yang diminati jurnal, menulis sesuatu yang baru, menulis sesuatu topic dengan cara yang simple, dan menyesuaiian gaya jurnal yang dituju (template). Di atas semua itu, tentu saja disiplin menyediakan waktu untuk menulis setiap hari dan banyak membaca adalah dua hal yang menjadi dasar seorang penulis. On day one paragraph adalah mantra yang cukup manjur untuk menghasilkan tulisan satu bulan satu jurnal. Dengan demikian, semua orang (dosen) dapat menghasilkan tulisan yang baik dan diterbitkan dalam jurnal bereputasi.
Lalu dari mana mulai menulis. Ternyata menulis jurnal itu dimulai dari membuat “Kotak Pandora”. Kotak Pandora adalah peti yang berisi modal awal sebuah tulisan. Seorang penulis harus mengisi peti tersebut sebelum dia mulai menulis. Mengisi kotak pandora dapat dilakukan di sembarang waktu. Dengan jiwa akademik, seseorang dapat menemukan calon isi kotak pandora dari hasil observasi atau renungan-renungan. Peti yang berisi tiga hal penting sebagai modal awal sebuah tulisan harus dibuka pelan-pelan. Kotak Pandora terdiri dari dua kolum dan tiga row. Berisi judul, keywords, dan bukti data, seperti visual berikut:
JUDUL (CCTES) | Objek formal + objek material + konteks (<15 kata) |
KEYWORDS | Tiga kata berasal dari judul: |
BUKTI/DATA | Bukti dari berlakunya/terjadinya “objek formal” |
Bukti 1: | |
Bukti 2: | |
Bukti 3: |
Judul harus memenuhi kriteria CCTES (Controversy, Change/transformation, Trend, Emergency, Solution). Pertama judul harus memuat hal yang controversial, yakni sesuatu yang tengah diperdebatkan. Misalnya soal pengembangan perumahan terkait dengan sanitasi lingkungan hidup. Kedua menyangkut hal yang dapat memberi perubahan menuju yang lebih baik. Misalnya perubahan tata niaga jasa dari konvensional menjadi modern. Ketiga sesuatu yang trend. Misalnya maraknya KKN dalam penyelenggaraan negara. Keempat emergency yaitu sesuatu yang mendesak unutk dipecahkan. Misalnya soal respon terhadap kecanggihan artificial intelligence. Kelima adalah judul mengesankan sebuah solusi atau pemecahan masalah. Misalnya terkait upaya mengatasi penyakit social bagi anak remaja. Tulisan dengan judul yang memenuhi syarat CCTES menjadi dambaan semua jurnal unutk menerbitkan. Oleh karena itu, mnurut Prof Irwan, dengan CCTES kita telah merumuskan tulisan yang susah untuk ditolak suatu jurnal bereputasi. Mereka menantikan tulisan-tulisan yang akan menambah sitasi jurnal mereka sehingga akan membuat semakin tinggi reputasinya dalam belantara akademik.
Bagaimana format judul yang diinginkan? Cukup sederhana rumusannya, yaitu objek formal ditambah objek material plus konteks. Objek formal adalah bidang ilmu yang mengkaji objek penelitian. Sedang objek material ialah topik yang dikaji atau diteliti. Misalnya “Kontroversi Penggunaan Kontrasepsi KB bagi Masyarakat Muslim di Kalimantan Selatan” Objek formal dalam judul ini adalah kontroversi. Konsep kontroversi digali dari teori, mungkin dalam konteks keagamaan atau dalam konteks social, budaya, dan kesehatan. Adapun objek material dan konteksnya adalah penggunaan alat kontrasepsi bagi masyarakat muslim di Kalsel. Objek formal menunjukkan aspek teoritis atau konseptual dari penelitian. Dalam hal ini, penelitian akan fokus pada bagaimana kontroversi muncul, berkembang, dan dibahas dalam konteks penggunaan kontrasepsi KB. Adapun objek material akan menentukan pilihan metode yang digunakan. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan sangat bergantung pada karakteristik objek material, tujuan penelitian, dan sumber daya yang tersedia. Dengan memilih metode yang sesuai, peneliti dapat memperoleh data yang akurat, relevan, dan dapat diandalkan untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Namun, lanjut Prof Irwan, judul kadang dirumuskan belakangan, setelah naskah selesai dari intro sampai conlusion. Judul yang dirumuskan sedari awal menulis naskah jurnal bisa saja belum tepat.
(Bersambung)