
Menuntut Ilmu Mencari Berkah
Oleh: Dr. H. Sukarni, M.Ag.
Selaku dekan, saya menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pak Lutpi Sahal, S.H.I, M.S.I dan tim (panitia ujian skripsi semester genap 2022/2023) yang telah sukses dalam mengelola ujian skripsi dengan jumlah terbesar selama ini, 330 orang. Angkatan 2016 (53 orang), 2017 (38 orang), 2018 (62 orang), dan 2019 (167 orang). FEBI panen sarjana. Ujian yang dilaksanakan mulai 26, 27 Juni hingga 18 Juli 2023 ini dibagi dalam lima majelis munaqasyah dan lima satuan waktu dengan bergiliran 39 dosen yang berhak menguji. Menurut saya secara pribadi, ini tugas yang tidak gampang. Menjadwal dosen sesuai teruji sebagai mahasiswa bimbingannya, menyesuaikan tema skripsi dengan keahlian dosen penguji, membagi dosen yang berhak sebagai ketua penguji, melayani usulan perubahan jadwal karena halangan tertentu dosen penguji, adalah sebagian dari hal-hal yang harus diselesaikan pak Lutpi dan tim. Sering saya lihat Beliau menenteng laptop ke beberapa tempat mencocokkan jadwal sambil bekerja yang lain. Di hari libur pun (sabtu, ahad, dan tanggal merah), beliau terus bekerja dan menyampaikan laporan update jadwal. Di dalam WAG Dosen Febi, setengah bulan terakhir, beliau menjadi “viral”. Namun, sesuai tafa’ul nama beliau, luthf (lembut) dan sahl (mudah), tugas yang berat ini di tangan dingin pak Lutpi dan kawan-kawan berjalan mulus dan nyaris tanpa hambatan. Jazaakallah khair al-jazaa.
Hal menarik dari ujian munaqasyah periode ini adalah variasi usia studi peserta ujian, mulai dari 4 tahun hingga 7 tahun, seperti rincian data di atas. Dari pengalaman memimpin ujian pada 31 majelis, kemampuan menjawab pertanyaan tentang wawasan isi skripsi, sesuai bidang penguji pertama (ketua) relatif belum terlalu lancar. Penguji kadang harus “menuntun” agar jawaban sesuai yang ditanyakan. Ada juga yang menangis haru karena telah berhasil melewati munaqasyah yang danggap mereka sebagai batu ujian yang amat berat.
Sebagai penguji wawasan umum isi skripsi, hampir selalu pertanyaan saya seputar keilmuan disiplin jurusan. Bagi peserta ujian jurusan Perbankan Syariah, misalnya, selalu saya tanya soal perbedaan antara bank sistem konvensional dan syariah, produk-produk perbankan syariah, atau regulasi dan fatwa Dewan Syariah Nasional. Untuk mahasiswa dari Jurusan Ekonomi Syariah sering pertanyaan saya ajukan seputar filosofi ekonomi syariah, perbedaannya dengan paradigma ekonomi konvensional, baik kapitalis maupun sosialis. Saya selalu berkhayal agar sarjana FEBI UIN Antasari menguasai ilmu dasarnya, mulai dari norma, teori, regulasi, hingga aplikasi. Dari hasil pengalaman menguji bidang wawasan ini nanti akan menjadi bahan kajian pimpinan dalam rangka menyusun kebijakan peningkatan akademik ke depan. Mungkin, pola pembelajaran mata kuliah tertentu dan evaluasi dalam ujian komprehensif akan mengalami perubahan.
Menyikapi soal varian masa studi, saya teringat dengan pola pikir santri. Begitu menginjakkan kakinya ke dalam lingkungan pondok, seorang santri merasakan suatu suasana baru, bumi dan lingkungan keberkahan. Di pesantren berhimpun banyak tuan guru dengan berbagai keahlian ilmu. Di sana dibacakan berbagai wirid, salawat, dan tawassul. Orang pondok (sebutan lain santri), dulu, kebanyakan dari desa yang mungkin tidak diterima masuk sekolah pada lembaga formal. Masuk pondok, kadang, karena tidak diterima pada sekolah negeri. Atau, karena tidak mampu mendidik, maaf, karena nakal, orang tua akhirnya percaya hanya pesantren yang dapat menampungnya. Namun, anak-anak santri yang bersahaja dan terkesan lugu ini, kemudian menjadi tuan guru di masyarakat. Kadang bukan karena kecerdasannya, tetapi karena keberkahannya. Selama menjadi santri selalu hormat kepada guru, selalu berkhadam kepada pondok, dan selalu memohon doa sang pengasuh. Ilmu yang dipelajari tidak banyak, tetapi kebaikan yang tak berhingga dia dapatkan setelah menjadi alumni.
Saya berharap, kita sama-sama berdoa, meski anak-anak yang baru kita uji sebagian berada pada ujung masa studi, semester 14, mereka semuanya mendapatkan ilmu dan atau keberkahan, sehingga masa depan mereka lebih baik dan menjadi amal jariah, ilmin yuntafa’u bihi bagi kita sebagai dosen dan tenaga kependidikan FEBI UIN Antasari. Amin.