Prodi Baru: Tantangan dan Harapan
Oleh: Dr. H. Sukarni, M.Ag.
Sah, FEBI UIN Antasari memiliki Jurusan/Prodi baru di akhir tahun akademik 2022/2023. Melalui Keputusan Menteri Agama RI Nomor 278 dan 279 Tahun 2023 tanggal 16 Maret 2023 ditetapkan dua Program Studi Sarjana (S1) baru, Manajemen Bisnis Syariah dan Akuntansi Syariah. Dua prodi ini melengkapi tiga prodi yang sudah ada: Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah, dan Asuransi Syariah. Dalam hal ini, Rektor UIN Antasari telah memutuskan personalia pengelola jurusan dan melantiknya pada Jumat 12 Mei 2023. Ahlan wa sahlan bikum…
Jurusan/Program Studi adalah satuan pelaksana akademik pada Fakultas yang bertugas menyelenggarakan program studi dalam satu disiplin ilmu pengetahuan. (Pasal 15 Ortaker UIN Antasari). Sebagai penyelenggara pendidikan bidang keilmuan, tugas jurusan sangat strategis dan menentukan. Tidak keliru kalau dikatakan bahwa Jurusan adalah tumpuan harapan kualitas sebuah fakultas dan perguruan tinggi.
Pada saat pelantikan ketua dan sekretaris jurusan tersebut, Rektor memberikan tawshiyah unutk beberapa hal. Pertama, dengan mengutip kaidah fikih, li al-wasail hukm al-maqashid (jalan atau proses dihukumkan sama dengan tujuan), Rektor mengingatkan bahwa tujuan pendirian jurusan ini adalah sangat mulia, yakni menyediakan pendidikan bagi masyarakat agar mereka berilmu pengetahuan. Dengan ilmu pengetahuan, kehidupan masyarakat pasti akan berupah menjadi lebih baik. Oleh karena itu, kata Rektor, proses pengusulan prodi baru di UIN Antasari harus dilaksanakan dengan baik dan bersih dari tradisi suap dan gratifikasi, sehingga proses itu bernilai mulia pula sebagaimana hasilnya. Rektor memastikan turunnya SK Menag untuk tiga prodi baru di UIN Antasari (Teknologi Informasi, Akuntansi Syariah, dan Manajemen Bisnis Syariah) adalah bersih dari semua tradisi buruk sebagian layanan administrasi perizinan pendidikan.
Dari pernyataan Rektor tersebut, tersirat kuatnya keinginan pimpinan UIN Antasari unutk menegakkan moral dan kejujuran dalam pengelolaan pendidikan, sesuai visi UIN Antasari: Unggul dalam Keilmuan dan Berakhlak dalam Kepribadian. Kalau diingat latar belakang pendirian PTKI era 1950-an, tujuan utamanya adalah ingin mencetak ulama yang intelek atau intelektual yang ulama. Tidak mudah mencapai tujuan itu. Diperlukan visi, konsep, gagasan hingga program-program strategis. Semua energi yang dicurahkan akan sia-sia apabila tidak dilakukan dengan keingkasan dan kejujuran.
Pesan kedua, hendaklah selalu memikirkan masa depan lembaga yang dikelola. Sebagai bagian terkecil pelaksana akademik, lembaga jurusan harus dikelola dengan sebaik-baiknya. Pengelolaan lembaga seharusnya dengan prinsip PPEPP. Penetapan standar berupa aturan-aturan terkait mutu yag diinginkan, Pelaksanaan aturan dan kebijakan-kebijakannya, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan.
Rektor juga mengingatkan tentang menurunnya angka pendaptar unutk mahasiswa baru yang terjadi di tahun 2023 ini. Hal itu, menurut beliau, bukan saja terjadi pada UIN Antasari, tetapi merata bagi seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Ada tiga hipotesis yang disampaikan beliau. Berakhirnya bonus demografi, melemahnya daya beli masyarakat, dan kegagalan perguruan tinggi dalam mencetak sumber daya insani yang siap mengelola dan beradaptasi dengan perubahan. Bukan hal yang tidak mungkin, lanjut rektor, perguruan-perguruan tinggi akan tutup seperti sekolah dasar dan lanjutan saat ini akibat tidak ada murid dan mahasiswa baru. Akan tetapi, bila sebuah perguruan tinggi dikelola dengan baik, memberikan garansi keunggulan dan siap mencetak manusia jujur dan baik, pasti selalu akan menjadi tujuan masyarakat untuk pendidikan anak-anaknya.
Hal yang perlu diingat pula adalah visi lembaga kita, unggul dan berakhlak. Unggul dalam keilmuan, berakhlak dalam kepribadian. Kalau ditanya mana yang paling pokok dari dua kata dalam visi tersebut, barangkali kata yang kedua, berakhlak. Akhlak mulia, budi pekerti, moral terpuji, dalam perspektif Islam adalah pangkal segalanya.
Semoga dua prodi baru bukan hanya menjadi ladang menanam bibit-bibit unggul, tetapi yang paling mendasar adalah berakhlak mulia. Amin.