Febi Fasih Mengaji

Kolom Dekan:
Media Komunikasi dan Diskusi Untuk Kemajuan Institusi

Oleh: Dr. Sukarni, M.Ag (Dekan FEBI)

Bagi sementara kalangan, boleh jadi soal fashahah (kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar) tidaklah hal primer, yang penting pandai membaca dan pandai memahami agar dapat mengamalkan Al-Qur’an. Toh Al-Qur’an dilafalkan dengan bahasa Arab, bukan bahasa ibu orang Indonesia, sehingga wajar pronunciationnya tidak mungkin sebenar pemilik bahasa aslinya. Akan tetapi, bagi perguruan tinggi kegamaan Islam, fashahah menjadi hal yang sangat penting, penting karena terkait dengan keterampilan ibadah dan penting juga bagi sebagian lembaga penyerap tenaga kerja. Apa korelasinya keterampilan ibadah dengan nasib kehidupan seseorang. Mungkin secara teoritik, tidak terlalu jelas hubungannya, namun bagi sebagian orang, hubungannya sangatlah terasa jelas. Kemampuan dalam melaksanakan ibadah yang baik  membuka pintu langit terbuka lebar bagi kesuksesan hidup.

Dengan dasar pikiran sederhana itu, kami selaku yang diberi amanah memimpin FEBI  UIN Antasari masa bakti 2021 – 2025 bermusyawarah untuk melahirkan program membantu mahasiswa  agar fasih mengaji. Program itu kami beri nama Febi Fasih Mengaji.

Pikiran kami tersebut mendapat sentuhan motivasi yang mengejutkan dari Rektor Institut Tazkiya Bogor, Ibu Dr. Murniati Mukhlisin, M.Acc, CFP. saat kami undang untuk acara Workshop Pengembangan Kurikulum, 10 Juni 2022. Beliau berceritera tentang pengalaman membantu melakukan asismen calon bangkir syariah di suatu provinsi. Dari 100 peserta yang ditest, hanya sekitar 10 % yang benar dalam membaca Al-Qur’an. Kami terkejut, jangan-jangan anak-anak mahasiswa kami di Febi UIN Antasari, yang notabenenya adalah juga calon pengelola ekonomi syariah di masa depan bernasib sama dengan 100 calon bankir yang diwawancarai ibu Rektor. Akibatnya langkah kami untuk membenahi soal mengaji menjadi terasa harus semakin cepat.

Akhirnya, antara tanggal 22 s.d. 26 Juni 2022 kami melaksanakan pretest terhadap mahasiswa FEBI UIN Antasari angkatan 2020 dan 2021, 414 orang jumlahnya. Hasil yang diperoleh cukup mengejutkan. Hanya 159 yang dinyatakan lulus. Predikat lulus diberikan kepada mahasiswa yang bacaan Al-Qur’annya tidak memiliki kesalahan, baik makharijul huruf, mad, dan tajwidnya secara umum. Dengan dasar itu, kami bergegas merumuskan langkah.

Selama Juli dan Agustus 2022, kami menysusun tahapan pasca pretest. Menyiapkan modul dan pembina. Modul disiapkan oleh Bapak Abdul Adim, SE, M.Ag., sedangkan pembina berasal dari 22 dosen FEBI yang bersedia membantu kegiatan ini dengan imbalan yayasan akhirat. Di bawah pembina ada pendamping yang diambil dari mahasiswa yang lulus pretest.  Setiap dosen pembina mengasuh  14 sampai 15 orang mahasiswa dengan dua pendamping. Di bawah pembina dan pendamping, mereka bertadarus suka-suka waktu dan tempat selama jam kerja, sesuai ketersediaan waktu di antara jam perkuliahan. Saat ini, setiap hari kerja terdengar sayup-sayup anak mahasiswa mengaji seakan gedung FEBI terasa bagai pesantren, suatu pemandangan sejuk yang kontras dengan dunia gemerlap  yang menggerahkan.

Semoga anak-anak kami, mahasiswa mahasiswi FEBI UIN Antasari mendapat kemudahan dalam mencapai cita-citanya, dan semoga para dosen dan semua tenaga kependidikan selalu diberi kesehatan dan kemudahan dalam menjalankan tugas pengabdiannya. Amin.